Inilah Bahaya Tertawa Berlebihan Menurut Pandangan Islam
Tertawa itu memang bagian dari kehidupan, ya. Kita semua pasti pernah merasakan bagaimana tertawa bisa meringankan beban atau mengubah suasana hati yang buruk jadi lebih baik. Tapi, ternyata dalam Islam, ada batasannya juga, lho. Tertawa berlebihan bisa membawa dampak negatif, baik untuk hati, spiritualitas, maupun kehidupan sehari-hari. Nah, kali ini kita akan bahas mengapa tertawa berlebihan itu perlu dihindari menurut pandangan Islam.
Tertawa Berlebihan dan Dampaknya pada Hati
Dalam Islam, hati adalah pusat dari segala aktivitas spiritual. Jika hati baik, maka seluruh tubuh juga akan baik, begitu pula sebaliknya. Imam Ghazali pernah mengatakan bahwa banyak tertawa dan terlalu senang dengan dunia adalah "bisa pembunuh" yang secara perlahan-lahan mematikan hati. Hati yang mati adalah hati yang kehilangan rasa takut akan Allah, tidak lagi sedih ketika berbuat dosa, dan tidak tergerak untuk mengingat mati atau hari kiamat. Jadi, tertawa yang berlebihan bisa menghilangkan kesadaran spiritual kita, membuat hati menjadi keras, dan akhirnya menjauhkan kita dari Allah.
Pengaruh Tertawa Berlebihan Terhadap Pikiran dan Karakter
Banyak tertawa ternyata tidak hanya mempengaruhi hati, tapi juga pikiran dan karakter kita. Ketika kita terlalu sering tertawa, kita jadi cenderung kurang serius dalam menghadapi masalah hidup. Akibatnya, kita jadi tidak bisa berpikir jernih atau fokus pada persoalan penting yang membutuhkan perhatian kita. Abu Idris al-Khaulani meriwayatkan dari Abu Dzar al-Ghifari bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: "Hendaklah kamu takut memperbanyak tertawa, karena dapat mematikan hati dan memadamkan cahaya wajah."
Selain itu, orang yang banyak tertawa juga cenderung kehilangan kewibawaan. Seperti yang pernah dikatakan oleh Umar bin Khattab, "Orang yang banyak tertawa, wibawanya akan berkurang." Dengan kata lain, orang yang sering tertawa mungkin akan dianggap remeh oleh orang lain, sehingga kehilangan respek dari mereka. Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keseimbangan dalam bersikap, termasuk dalam hal tertawa.
Pandangan Ulama Tentang Tertawa Berlebihan
Para ulama klasik juga banyak membahas tentang bahaya tertawa berlebihan. Dalam kitab Adabud Dunya wad Din, disebutkan bahwa kebiasaan tertawa yang berlebihan dapat mengalihkan perhatian kita dari persoalan penting dan membuat kita lupa akan penderitaan yang mungkin sedang kita alami. Hati-hati, kebiasaan ini bisa membuat kita menjadi pribadi yang dangkal, tanpa keteguhan hati dan ketajaman berpikir.
Selain itu, dalam tafsir Al-Qurtubi disebutkan bahwa para sahabat Nabi ﷺ juga tertawa, tetapi mereka menjaga agar tidak berlebihan. Tertawa yang berlebihan dianggap sebagai kebiasaan yang tercela dan merupakan perbuatan orang-orang yang lalai dan tidak serius. Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa tertawa berlebihan bisa mematikan hati, membuat kita kehilangan ketajaman spiritual, dan menjauhkan kita dari kebaikan.
Tertawa Berlebihan dalam Perspektif Akhirat
Di akhirat nanti, segala perbuatan kita, besar atau kecil, akan diperhitungkan. Ibnu Abbas mengatakan bahwa dalam firman Allah yang berbunyi: "Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar melainkan ia mencatat semuanya" (Al-Kahfi: 49), yang dimaksud dengan "yang kecil" adalah tertawa. Ini menunjukkan bahwa bahkan hal yang terlihat sepele seperti tertawa pun bisa berpengaruh terhadap catatan amal kita di akhirat nanti. Bayangkan, kalau hal kecil seperti ini bisa dicatat dan diperhitungkan, bagaimana dengan hal-hal besar yang kita lakukan?
Keseimbangan dalam Hidup: Tertawa Secukupnya
Jadi, apa yang bisa kita pelajari dari semua ini? Tertawa itu sah-sah saja, bahkan bisa membawa manfaat untuk kesehatan kita. Tapi, Islam mengajarkan kita untuk selalu berada di tengah-tengah, tidak berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam tertawa. Ada waktunya kita tertawa dan ada waktunya kita merenung. Tertawa secukupnya bisa menjadi tanda kebijaksanaan, sedangkan tertawa berlebihan justru bisa menjadi tanda kelalaian.
Kesimpulan
Tertawa adalah bagian dari fitrah manusia, tetapi Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam segala hal. Tertawa berlebihan, meskipun terlihat sepele, dapat membawa dampak negatif yang signifikan, baik untuk hati, pikiran, maupun spiritualitas kita. Sebagai seorang muslim, kita diajarkan untuk selalu menjaga hati, pikiran, dan perilaku kita agar tetap dalam koridor yang diridhai oleh Allah. Jadi, yuk, kita jaga agar tertawa tetap dalam batas yang wajar, sehingga hati kita tetap hidup dan terjaga dari segala bentuk kelalaian.
Referensi:
- Kitab Adabud Dunya wad Din (1/395): "وأما الضحك فإن اعتياده شاغل عن النظر في الأمور المهمة، مذهل عن الفكر في النوائب الملمة"
- Kitab Faidhul Qodir (3/99): "قال حجة الإسلام: كثرة الضحك والفرح بالدنيا سم قاتل يسري إلى العروق فيخرج من القلب الخوف والحزن وذكر الموت وأهوال القيامة وهذا هو موت القلب"
- Tafsir Al-Qurtubi: "وكان الصحابة يضحكون إلا أن الاكثار منه وملازمته حتى يغلب على صاحبه مذموم منهي عنه وهو من فعل السفهاء والبطالة وفى الخبر أن كثرته تميت القلب."
Posting Komentar untuk "Inilah Bahaya Tertawa Berlebihan Menurut Pandangan Islam"
Posting Komentar