Malaikat yang Tidak Pernah Tersenyum: Kisah Mikail dan Pelajaran di Baliknya

Malaikat yang Tidak Pernah Tersenyum: Kisah Mikail dan Pelajaran di Baliknya

Dalam berbagai kisah dan riwayat tentang malaikat, terdapat satu malaikat yang memiliki ciri khas yang sangat berbeda dibandingkan dengan lainnya—ia tidak pernah tersenyum. 

Malaikat tersebut adalah Mikail, sosok yang dikenal dalam kisah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. 

Dalam artikel ini, penulis akan membahas lebih dalam mengenai siapa Mikail, mengapa ia tidak tersenyum, dan pelajaran penting yang dapat kita ambil dari cerita ini.

Mikail: Malaikat yang Tidak Pernah Tersenyum

Dalam perjalanan Isra Mi'raj, Nabi Muhammad SAW berkesempatan untuk bertemu dengan para malaikat di berbagai lapisan langit. Setiap kali Nabi bertemu dengan malaikat, mereka menyambutnya dengan senyum ramah. 

Namun, ada satu malaikat yang berbeda. Ia tidak tersenyum, bahkan kepada Rasulullah SAW sekalipun. Nabi Muhammad SAW pun heran dan bertanya kepada Malaikat Jibril tentang siapa malaikat tersebut.

Jibril menjawab bahwa malaikat yang tidak tersenyum itu adalah Mikail. Kemudian, Jibril menjelaskan alasan di balik wajah Mikail yang selalu serius. “Mikail tidak pernah lagi tersenyum sejak Allah menciptakan neraka dan memperlihatkannya kepadanya,” kata Jibril.

Mengapa Mikail Tidak Pernah Tersenyum?

Setelah Allah SWT menciptakan neraka dan memperlihatkannya kepada Mikail, malaikat ini diliputi ketakutan yang luar biasa terhadap murka Allah. 

Ketakutannya bukan tanpa alasan. Neraka adalah tempat azab yang sangat dahsyat, diperuntukkan bagi mereka yang mendurhakai perintah Allah dan tidak bertaubat atas dosa-dosa mereka.

Sebagai malaikat yang memiliki peran besar dalam mengurus rezeki dan menurunkan hujan di bumi, Mikail tetap memandang penting untuk selalu berada dalam rasa takut dan taqwa kepada Allah. 

Peristiwa diperlihatkannya neraka itu menjadi titik penting dalam hidup Mikail. Sejak saat itu, ia tidak lagi pernah tersenyum.

Pelajaran dari Sikap Mikail

Cerita Mikail yang tidak pernah tersenyum setelah melihat neraka memberi kita pelajaran mendalam tentang pentingnya kesadaran akan akhirat, terutama tentang siksa neraka. 

Di dunia yang penuh kesenangan sementara, terkadang kita lupa bahwa ada kehidupan setelah mati yang harus dipertanggungjawabkan. 

Mikail mengajarkan kita untuk selalu waspada terhadap amalan kita, dan tetap memiliki rasa takut kepada Allah SWT.

  • Kesadaran akan Neraka
    Neraka bukan hanya sekadar ancaman kosong. Sebagaimana Mikail yang merasakan ketakutan luar biasa setelah melihatnya, kita pun harus memiliki kesadaran yang mendalam tentang siksa neraka. Ketaatan kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya adalah cara terbaik untuk menghindari azab yang sangat pedih tersebut.
  • Rasa Takut kepada Allah
    Takut kepada Allah bukan berarti kita harus hidup dalam ketakutan yang tidak terkendali. Rasa takut yang diajarkan dalam Islam adalah rasa takut yang melahirkan ketaatan dan kedekatan kepada Allah. Seperti Mikail yang takut akan murka Allah, rasa takut ini harus mendorong kita untuk menjauhi dosa dan mendekatkan diri pada-Nya melalui ibadah, kebaikan, dan taubat.
  • Keutamaan Taqwa
    Taqwa adalah landasan kehidupan seorang muslim. Dengan taqwa, kita senantiasa ingat akan perintah dan larangan Allah. Mikail mengingatkan kita bahwa meskipun seorang makhluk tidak memiliki dosa, seperti para malaikat, mereka tetap takut akan murka Allah. Maka, sebagai manusia yang lemah dan penuh dosa, sudah sepatutnya kita lebih waspada terhadap amalan kita sehari-hari.

Hubungan Mikail dengan Manusia

Mikail bukanlah malaikat yang sembarangan. Tugasnya sangat besar, yaitu mengatur rezeki dan menurunkan hujan atas perintah Allah. 

Kehidupan manusia sangat bergantung pada peran Mikail ini. Setiap tetesan air hujan yang turun adalah bagian dari rezeki yang Allah distribusikan melalui Mikail.

Namun, walaupun perannya penting dalam mengatur kesejahteraan duniawi, Mikail tidak pernah lengah akan tugas akhiratnya. Ia senantiasa ingat bahwa ada kehidupan setelah mati, di mana amalan setiap makhluk akan dipertanggungjawabkan. 

Sebagai makhluk yang lebih sempurna dari manusia, Mikail memberikan contoh bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap kehidupan dunia dan akhirat.

Kesimpulan

Kisah Mikail yang tidak pernah tersenyum mengajarkan kita tentang betapa pentingnya mengingat akhirat dan memiliki rasa takut kepada Allah SWT. 

Sikap Mikail yang senantiasa serius dan penuh kehati-hatian setelah diperlihatkan neraka adalah cerminan bagaimana seharusnya kita, sebagai manusia, menyikapi kehidupan. Dunia ini hanyalah sementara, dan kita tidak boleh terlena oleh kenikmatannya yang sesaat.

Sebagai manusia, kita dianugerahi kebebasan memilih dan kesempatan untuk bertaubat. Maka, jangan sampai kita menunggu hingga terlambat. 

Jadikan kisah Mikail ini sebagai pengingat bahwa ada siksa neraka yang nyata, dan Allah SWT Maha Pengampun bagi hamba-Nya yang bertaubat.

Musbat Goasudin
Musbat Goasudin Mantan santri, insyaAllah suka ngaji dan berbagi

Posting Komentar untuk "Malaikat yang Tidak Pernah Tersenyum: Kisah Mikail dan Pelajaran di Baliknya"